Valentino Rossi juara di Assen 2013. Legend is back!
Juara dunia 9 kali, Valentino Rossi berhasil memenangkan balapan MotoGP seri Assen beberapa waktu lalu. Rossi mencatat waktu terbaik 41m 25,202s dan menyentuh garis finish pertama.
Memulai balapan dari posisi keempat, Rossi membalap cukup sempurna melahap setiap lap di Assen. Setelah melewati Dani Pedrosa, Rossi tidak dapat dikejar pembalap lain hingga finish.
Dibelakang Rossi adalah pembalap Repsol Honda Marc Marquez yang juga berhasil melewati rekannya Dani Pedrosa pada satu tikungan. Marquez berhasil bertahan dari tekanan Cal Crutchlow untuk merebut posisi kedua.
Pemegang pole, Cal Crutchlow harus puas meraih podium ketiga setelah sedikit membuat kesalahan pada saat mau melewati Marquez. Di belakangnya Dani Pedrosa yang tampil kurang meyakinkan dan harus puas di posisi keempat.
Jorge Lorenzo membalap cukup baik walaupun baru saja melakukan operasi. Pembalap Yamaha tersebut mampu finish kelima dan menjaga jarak dengan pimpinan klasemen Dani Pedrosa.
Tanda-tanda Akhir Zaman, Islam muncul dalam keadaan asing, dan akan kembali (asing), sebagaimana ia muncul dalam keadaan asing, Maka beruntunglah orang-orang asing
Di akhir zaman, seperti zaman kita ini, sebelum datangnya hari kiamat akan ada hari-hari yang di dalamnya turun dan tersebar kejahilan yang disebabkan oleh malasnya manusia dan enggannya mereka dari menuntut ilmu agama, yaitu ilmu tentang Al-Qur’an dan Sunnah. Nabi-shollallahu alaihi wasallam- bersabda,إِنَّ بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ لَأَيَّامًا يَنْزِلُ فِيْهَا الْجَهْلُ وَيُرْفَعُ الْعِلْمُ
“Sesungguhnya di depan hari kiamat ada hari-hari yang kejahilan diturunkan di dalamnya, dan ilmu diangkat”. [HR. Al-Bukhoriy (6654)]
Banyak diantara sunnah Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam- yang dilalaikan orang pada hari ini sehingga terkadang menjadi sesuatu yang mahjur (ditinggalkan).
Inilah yang pernah diisyaratkan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika beliau bersabda dalam sebuah hadits,
بَدَأَ الْإِسْلَامُ غَرِيْبًا وَسَيَعُوْدُ كَمَا بَدَأَ غَرِيْبًا فَطُوْبَى لِلْغُرَبَاءِ
“Islam muncul dalam keadaan asing, dan akan kembali (asing), sebagaimana ia muncul dalam keadaan asing. Maka beruntunglah orang-orang asing“. [HR. Muslim dalam Kitab Al-Iman (232)]
Semua ini disebabkan karena kurangnya perhatian kaum muslimin terhadap agamanya dan sunnah Rasul-Nya-shollallahu alaihi wasallam-. Kurangnya perhatian mereka menuntut ilmu syar’i karena kesibukan duniawi yang memalingkan mereka. Sementara mereka tak ada perhatian lagi dengan majelis ilmu dan majelis ta’lim. Akibatnya, agama dan Sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam terasa asing dan aneh di sisi mereka.
Memang mereka terkadang mendatangi majelis ta’lim. Namun jika mereka hadir, nampak pada wajah mereka lelah dan keterpaksaan ikut majelis ta’lim. Yah, hanya sekedar hadir agar orang tidak mencelanya. Maka anda akan lihat orang semacam ini jika hadir di majelis ta’lim, ada yang ngantuk , bahkan tidur. Ada yang bersandar di tembok, jauh dari ustadz. Ada yang sengaja duduk di belakang untuk sembunyi; jika ngantuk dan tertidur, ia bisa sembunyikan wajahnya di balik punggung kawannya. Ada yang cerita dengan temannya sehingga mengganggu ceramah ustadz. Ada yang melayang pikirannya sampai Amerika. Inilah kondisi mereka sehingga tak heran jika mereka tetap jahil terhadap agamanya. Jika mendengar cerita yang menguntungkan dunianya, maka matanya terbelalak. Betul dunia adalah nikmat yang Allah berikan. Namun jangan dijadikan tujuan hidup dan pusat perhatian. Dunia diambil sekedar bekal menuju Allah (Ta’ala). Allah tidak memberikan nikmat kepada seorang hamba-Nya, kecuali nikmat itu hanya sekedar alat dan sarana yang dipakai untuk beribadah dan beramal sholeh. Dunia dengan segala nikmatnya bukanlah merupakan tujuan dan terminal terakhir bagi seorang muslim. Akan tetapi merupakan tempat persinggahan mengambil bekal menuju perjalanan akhir, yaitu akhirat.
Fenomena berlombanya kaum muslimin memperbanyak harta benda dan fasilitas duniawi sehingga membuat mereka lupa terhadap agamanya merupakan sebab tersebarnya kejahilan. Jika semakin hari, semakin tersebar kejahilan, maka ketahuilah bahwa ini adalah salah satu diantara ciri dan tanda dekatnya hari kiamat.
Nabi-shollallahu alaihi wasallam- bersabda,
مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ : أَنْ يُرْفَعَ الْعِلْمُ وَ يُثْبَتَ الْجَهْلُ
“Diantara tanda-tanda kiamat: Diangkatnya ilmu, dan kokohnya (banyaknya) kejahilan”. [HR. Al-Bukhoriy dalam Shohih-nya (80), dan Muslim dalam Shohih-nya (2671)]
Di akhir zaman, seperti zaman kita ini, sebelum datangnya hari kiamat akan ada hari-hari yang di dalamnya turun dan tersebar kejahilan yang disebabkan oleh malasnya manusia dan enggannya mereka dari menuntut ilmu agama, yaitu ilmu tentang Al-Qur’an dan Sunnah. Nabi-shollallahu alaihi wasallam- bersabda,
إِنَّ بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ لَأَيَّامًا يَنْزِلُ فِيْهَا الْجَهْلُ وَيُرْفَعُ الْعِلْمُ
“Sesungguhnya di depan hari kiamat ada hari-hari yang kejahilan diturunkan di dalamnya, dan ilmu diangkat”. [HR. Al-Bukhoriy (6654)]
Di tengah kabut kejahilan menyelimuti manusia, tersebarlah berbagai macam maksiat berupa pembunuhan, pencurian, perzinaan, dan kerakusan terhadap harta. Ini semua diakibatkan oleh hilangnya ilmu agama yang bermanfaat di tengah manusia. Nabi-shollallahu alaihi wasallam- bersabda dalam riwayat lain ketika menyebutkan tanda dekatnya hari kiamat,
يَتَقَارَبُ الزَّمَانُ وَيُقْبَضُ الْعِلْمُ وَتَظْهَرُ الْفِتَنُ وَيُلْقَى الشُّحُّ وَيَكْثُُرُ الْهَرْجُ
“Zaman akan saling mendekat, diangkatnya ilmu, munculnya berbagai fitnah (masalah), diletakkan kerakusan, dan banyaknya peperangan”. [HR. Al-Bukhoriy (989) dan Muslim (157)] Al-Imam Ibnu Baththol –rahimahullah- berkata , “Semua yang dikandung oleh hadits ini berupa tanda-tanda kiamat sungguh kami telah melihatnya dengan mata kepala. Ilmu sungguh telah diangkat, kejahilan muncul, dile tak kannya penyakit rakus dalam hati, fitnah (musibah) merata, dan pembunuhan banyak”. [Lihat Fath Al-Bari (13/16)]
Ini di zamannya Ibnu Baththol –rahimahullah-, maka bagaimana lagi di zaman kita ini kejahilan merata dimana-mana, baik di kota maupun di pedalaman. Kejahilan di negeri kita bukan hanya mengenai rakyat jelata yang tak berpendidikan agama, bahkan juga mengenai kaum terpelajar. Hal ini sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi-shollallahu alaihi wasallam-,
إِنَّ اللهَ لَا يَقْبِضُ الْعِلْمَ اِنْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنَ النَّاسِ وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ حَتَّى إِذَا لَمْ يَتْرُكْ عَالِمًا اِتَّخَذَ النَّاسُ رُؤُسًا جُهَّالًا فُسُئِلُوْا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوْا وَأَضَلُّوْا
“Sesungguhnya Allah tidak mengangkat ilmu dengan sekali mencabutnya dari manusia. Akan tetapi Allah mencabut ilmu dengan mematikan para ulama’ sehingga apabila Allah tidak menyisakan lagi seorang ulama’pun, maka manusiapun mengangkat pemimpin-pemimpin yang jahil. Mereka (para pemimpin tsb) ditanyai, lalu merekapun memberikan fatwa tanpa ilmu. Akhirnya mereka sesat dan menyesatkan (manusia)” . [HR. Al-Bukhory dalam Kitab Al-Ilm (100), dan Muslim dalam Kitab Al-Ilm (2673)]
Al-Imam Abu Zakariya An-Nawawiy-rahimahullah- berkata ketika menjelaskan makna hadits di atas, “Hadits ini menjelaskan maksud tercabutnya ilmu dalam hadits-hadits lalu yang muthlak (umum), bukan menghapusnya dari dada para penghafal (pemilik) ilmu itu. Akan tetapi maknanya, para pembawa ilmu itu (yakni para ulama) akan mati. Lalu manusia mengangkat orang-orang jahil (sebagai pemimpin dalam agama). Orang-orang jahil itu memutuskan perkara berdasarkan kejahilan-kejahilannya. Lantaran itu ia sesat, dan menyesatkan orang”. [Lihat Al-Minhaj Syarh Shohih Muslim ibn Al-Hajjaj (16/224), cet. Dar Ihya’ At-Turots Al-Arabiy] Alangkah banyaknya pemimpin dan ustadz-ustadz seperti ini. Mereka diangkat oleh manusia sebagai seorang ulama’ dan ustadz. Padahal ia tidaklah pantas dijadikan panutan, karena ia jahil. Kalaupun ia berilmu, namun ilmu itu di buang di belakang punggungnya. Manusia jenis ini banyak bermunculan bagaikan jamur di musim hujan.
Coba lihat disana, manusia mengangkat seorang pelawak sebagai “da’i sejuta ummat”. Padahal bisanya cuma tertawa dan menggelitik para pendengar.
Dari arah lain, muncul para normal yang dulunya dijauhi oleh manusia, karena dikenal memiliki sihir. Sesaat kemudian berubah menjadi “da’i sejuta ummat”, karena sekedar pernah memimpin dzikir jama’ah yang dihadiri oleh sebagian kiyai jahil dan orang-orang yang memiliki kedudukan. Dulunya tukang sihir dan dukun (para normal), kini menjadi ustadz, bahkan terakhir bergelar “KH”. Artis pun tak ketinggalan ambil job dalam kancah dakwah dengan bermodalkan semangat kemampuan tampil di depan publik dan wajah ganteng sebagai modal dengkul untuk menarik ummat menuju ke neraka. Bagaimana tidak, sebab seorang yang berdakwah tanpa ilmu akan mengantarkan dirinya berbicara tanpa batas, sehingga terkadang ia telah merusak dan menghancurkan agama pendengarnya, namun ia tak sadar karena memandang dirinya lebih pandai dari pendengar. Padahal ia jahil atau mungkin lebih jahil dari pendengar. Nas’alullahal afiyah wassalamah minal fitan.
Lebih para lagi, jika dakwah yang ditangani oleh orang-orang jahil dihiasi dengan perkara-perkara yang melanggar syari’at, seperti dakwah dihiasi dengan musik dengan istilah “Nada dan Dakwah”. Ini adalah cara dakwah yang keliru, karena menyalahi tuntunan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Dengarkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam mengharamkan musik,
لَيَكُوْنَنَّ مِنْ أُمَّتِيْ أَقْوَامٌ يَسْتَحِلُّوْنِ الْحِرَّ وَالْحَرِيْرَ وَالْخَمْرَ وَالْمَعَازِفَ
“Sesungguhnya akan ada beberapa kaum dari ummatku akan menghalalkan zina, kain sutra, minuman keras (khomer), dan musik“. [HR. Al-Bukhoriy dalam Kitab Al-Asyribah (5590)]
Muhaddits Negeri Syam Muhammad Nashiruddin Al-Albaniy Al-Atsariy –rahimahullah- berkata dalam kitabnya Tahrim Alat Ath-Thorb (hal 105), “Sesungguhnya para ulama dan fuqoha –diantaranya empat imam madzhab- sepakat mengharamkan alat-alat musik karena berteladan dengan hadits-hadits Nabi Shollallahu Alaihi wa Sallam dan atsar-atsar Salaf ”. Jadi, berdakwah dengan musik merupakan perkara kejahilan dan kebatilan yang menyalahi tuntunan Allah (Ta’ala), Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , dan para ulama’ kaum msulimin dari dulu sampai hari ini. Oleh karena itu, kita sesalkan adanya sebagian orang-orang jahil atau pura-pura jahil yang menyemarakkan program “Nada dan Dakwah” yang jelas dan nyata menyelihi agama !! Ini lebih diperparah lagi dengan bantuan “Guru Besar” alias televisi dalam menyemarakkannya demi meraih keuntungan duniawi yang semu, dan memperturutkan hawa nafsu.
Realita ummat yang demikian ini membuat dahi berkerut dan kepala sakit karena banyaknya dan bertambahnya “PR” yang perlu diselesaikan oleh para dai kebenaran. Dengan realita kejahilan ummat seperti ini, tak pelak jika banyak menimbulkan masalah. Tak heran jika terkadang ada sunnah Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam- yang ingin diamalkan di zaman ini, mereka serta merta merasakannya sebagai suatu yang asing, menolaknya, menganggapnya bukan dari Islam!! Bahkan memusihi dan menyakiti sebagian hamba-hamba Allah (Ta’ala) yang mengamalkannya. Jika kejahilan tentang agama merata di tubuh ummat, maka akan tersebar berbagai macam pelanggaran, syirik, kekafiran, bid’ah, dan maksiat, baik yang nampak, maupun yang tersemunyi.
Inilah awal kehinaan yang akan menimpa ummat Islam yang dimanfaatkan oleh musuh-musuh Islam. Jika ummat Islam sibuk dengan dunia, sibuk dengan peternakan, pertanian, perdagangan –apalagi riba- sehingga lupa mempelajari agamanya dari Al-Qur’an dan Sunnah, maka Allah akan timpakan kehinaan atas mereka. Inilah kehinaan yang tak mungkin akan tercabut dari tubuh ummat kecuali mereka mau kembali kepada agamanya dengan ilmu agama yang benar, dan berguna.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِالْعِيْنَةِ وَأَخَذْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ وَرَضِيْتُمْ بِالزَّرْعِ وَتَرَكْتُمُ الْجِهَادَ سَلَّطَ اللهُ عَلَيْكُمْ ذُلًّا لَا يَنْزِعُهُ حَتَّى تَرْجِعُوْا إِلَى دِيْنِكُمْ
“Jika kalian berjual-beli dengan cara ‘inah (salah satu bentuk riba, -pen), kalian memegang ekor-ekor sapi, ridho dengan bercocok tanam, dan meninggalkan jihad, maka Allah akan menimpakan kepada kalian suatu kehinaan yang tak akan dicabut oleh Allah sampai kalian kembali kepada agama kalian“. [HR. Abu Dawud dalam Sunan-nya (3462).
Hadits ini di-shohih-kan oleh Al-Muhaddits Al-Atsariy Syaikh Al-Albaniy dalam Ash-Shohihah (11)] Kesibukan dengan dunia menyebabkan kita akan semakin cinta kepadanya, dan takut mati untuk menghadap Allah (Ta’ala) . Seakan-akan kita mengharapkan diri dan harta benda yang melalaikan kita agar kekal di dunia, tanpa menghadapi hisab. Abu Hurairah -radhiyallahu ‘anhu- berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يُوْشِكُ الْأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الْأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا فَقَالَ قَائِلٌ: وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ ؟ قَالَ : بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيْرٌ وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ وَلَيَنْزِعَنَّ اللهُ مِنْ صُدُوْرِ عَدَوِّكُمْ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلَيَقْذِفَنَّ اللهُ فِيْ قُلُوْبِكُمْ الْوَهْنَ ” فَقَالَ قَائِلٌ: يَارَسُوْلَ اللهِ وَمَا الْوَهْنُ ؟ قَالَ : حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ
“Hampir saja ummat-ummat saling memanggil (menyerang) menuju kalian sebagaimana orang-orang yang mau makan saling memanggil kepada nampannya”. Ada yang bertanya, “Apakah karena kita sedikit saat itu?” Beliau bersabda, “Bahkan kalian saat itu banyak, tapi kalian buih laksana buih ombak. Allah benar-benar akan mencabut perasaan segan terhadap kalian dari dada musuh kalian; Allah akan mencampakkan kelemahan dalam hati kalian”. Ada yang bertanya, “Apa kelemahan itu?” Beliau menjawab, “Cinta dunia, dan takut mati”. [HR. Abu Dawud dalam Kitab Al-Malahim (4297). Di-shohih-kan oleh Al-Albaniy dalam Ash-Shohihah (958)].
sumber.
Ciri-Ciri Fisik Dajjal
Dajjal adalah seorang laki-laki keturunan Yahudi yang buruk, berperangai buruk dan berbentuk seperti setan. Dajjal dikelilingi oleh setan-setan dan diikuti oleh 70.000 orang yahudi yang bertoga (sejenis topi) di kepala.
Sabda Rasulullah,
“Orang tua dajal tidak pernah mendapatkan anak selama 30 tahun, kemudian terlahirlah dari keduanya seorang anak laki-laki yang hanya bermata satu, berperangai buruk dan sangat sedikit manfaatnya. Ketika matanya tertidur, hatinya tidaklah ikut tertidur. Kemudian beliau Shallallu ‘Alaihi wa Sallam menerangkan tentang dua orang tuanya dengan bersabda: Ayahnya adalah seorang laki-laki yang berpostur tinggi, berdaging tidak teratur, berhidung panjang, seakan-akan hidungnya adalah paruh buruh. Ibunya adalah seorang wanita besar, bertangan panjang dan berpayudara besar.”
Riwayat Imam Ahmad dari Abubakar. Diriwayatkan juga oleh At Tirmidzi dari Hammad bin Salamah, dan ia berkata, bahwa ini hadis hasan.
Apabila dajal dilihat dari jauh maka ia terlihat seperti laki-laki pendek berbadan sangat gemuk, berkulit coklat merah yang murni, pipinya merah, kepalanya besar seakan-akan kepalanya adalah seperti kepala ular,berambut sangat keriting yang berbintik-bintik seakan-akan rambutnya terbuat dari air dan kerikil, tebal berkelok-kelok seakan-akan rambutnya itu adalah dahan-dahan pohon dan ujung kedua tapak kakinya berdekatan sedangkan tumitnya berjauhan.
(Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya dan diriwayatkan juga oleh Abu Ya’la dari Ibn ‘Abbas)
Apabila dajjal dilihat dari dekat maka ia terlihat seperti setan. Bagian kanan wajahnya terhapus, tidak bermata dan tidak beralis, mata kirinya menyala berwarna hijau seakan-akan ia adalah bintang yang berkilau (bermata satu) dan mejulur keluar, membelalak dan mengembung atau menjulai di atas pipinya.
(lihat kitab Fathul Baari, kitab Al Fitan, bab Dzikruddajjal, halaman 97)
Tertulis diantara dua matanya kata ‘kafir’ yang dieja oleh Rasulullah: kaf, fa’, ra’ yang dapat dibaca oleh setiap Mu’min yang pandai membaca maupun yang buta huruf.
Pada zaman sekarang ini penafsiran definisi dajjal sangat beragam, ada yang mengatakan bahwasanya dajjal hanyalah sekedar isyarat atau kode yang muncul dalam bentuk televisi atau segi tiga bermuda dan lain sebagainya. Sementara itu hadis-hadis yang menerangkan tentang ciri-ciri dajjal secara terperinci sangatlah banyak.
Berikut ini hadis-hadis yang menerangkan ciri-ciri fisik dajjal:
1. “Sesungguhnya Al Masihuddajjal adalah seorang laki-laki yang pendek, ujung telapak kakinya berdekatan, sedangkan tumitnya berjauhan, berambut keriting, bermata sebelah dengan mata yang terhapus.” (Riwayat Abu Dawud dari Ubadah Ibn Shamit dan diriwayatkan juga oleh Imam Ahmad)
2. “Ternyata ia adalah seorang laki-laki yang berbadan besar, merah, berambut keriting dan bermata sebelah.” (Riwayat Bukhari dari Ibn ‘Umar dalam kitab Al Fitan, bab Dzikruddajjal)
3. “Bukankah sesungguhnya ia itu bermata sebelah dan tertulis diantara kedua mata dajjal itu kata ‘kafir’ yang dapat dibaca oleh setiap Mu’min.” (Muttafaqun ‘Alaih, dari hadits Anas)
4. “Sesungguhnya kepala dajjal itu dari belakang terlihat tebal dan berkelok-kelok” (Hadits shahih riwayat Ahmad dari Hisyam bin ‘Amir)
5. “Pada matanya yang sebelah kanan seakan-akan ia adalah satu biji anggur yang terapung” (Riwayat Bhukari dalam kitab Shahihnya dari Ibn ‘Umar, kitab Al Fitan, bab Dzikruddajjal)
6. “Sesungguhnya dajjal itu terhapus matanya yang sebelah kiri” (Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Ahmad dari Anas dan Abu Hudzaifah. Lihat pula kitab Al Jami’Ash Shaghir, karya Imam Suyuthi)
7. “Tertulis diantara dua matanya huruf kaf, fa’ dan ra’ ”. (Diriwayatkan oleh At Tirmidzi dari Anas dan dalam Ash Shahihah, karya Al Albaani, nomer 2457”
Rohmansyah ,Sang Nabi Palsu Dituntut Dua Setengah Tahun Penjara
Wartaislam.com—Kasus
penodaan agama Islam dengan terdakwa Rohmansyah (53) akhirnya dituntut
hukuman dua setengah tahun penjara.Hal ini disampaikan Jaksa Penuntut
Umum (JPU) Asril,SH saat membacakan surat tuntutannya di ruang sidang
Pengadilan Negeri Bale Bandung, Rabu (20/2/2013).
JPU menilai Rohmansyah telah melanggar Ketetapan Presiden No.1/PNPS/1965 serta melanggar KUH Pidana tentang penodaan atau penistaan agama. Sehingga
JPU menyatakan terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan
tindak pidana penistaan ajaran agama Islam beberapa lalu di wilayah
Bandung.
Selama
persidangan berlangsung terdakwa nampak tenang bahkan saat JPU
membacakan tuntutannya.Terdakwa justru menyatakan tetap yakin akan
ajarannya tidak salah,meski beberapa pengunjung beberapa kali
mencemoohnya.
Sidang
pembacaan tuntutan oleh JPU tersebut dihadiri puluhan perwakilan elemen
ormas Islam di Bandung.Ditempat yang sama usai sidang ditutup,Hari
Nugraha selaku Humas Forum Islami (FIS) Jabar, menyatakan bahwa tuntutan
JPU terlalu ringan untuk kasus penistaan agama dengan menganggap
dirinya nabi.
“Mestinya
kasus penodaan agama hukumannya minimal 5 tahun atau tuntutan umat
Islam ya hukuman mati,apalagi ini terdakwa tidak merasa menyesal atau
bertaubat ” terang Hari.
Meski
demikian menurut Hari,pihak FIS yang terdiri dari elemen ormas Islam
seperti Pagar Aqidah (Gardah),Laskar Sabilillah,Komite Peduli Umat
Bandung (KPUB),Insan kamil,Gerakan Muslim Penyelamat Aqidah (Gempa) dan
yang lainnya menyatakan tetap menghormati putusan hukum . Namun demikian
pihaknya masih berharap agar nantinya hakim dalam menjatuhkan vonis
tidak lebih ringan daripada tuntutan JPU.
“Kita
berharap minimal putusan hakim sama dengan tuntutan JPU,syukur bisa
lebih berat lagi agar ada efek jera bagi pelaku atau calon pelaku
penistaan ajaran Islam,”harap Hari.
Seperti
telah diberitakan sebelumnya Rohmansyah (53) merupakan pimpinan aliran
kelompok Qur’aniyah.Ia mengaku sebagai nabi baru yang telah menyebarkan
ajaran Islam dengan Qur’an yang telah diperbaharui dengan
wawasan ke-Indonesia-an.Warga Desa Nyenang Kec.Cipeundeuy Kab.Bandung
Barat ini telah menyebarkan ajaran sesatnya yakni melarang shalat wajib 5
waktu,meyakini Candi Borobudur adalah Baitullah (Ka’bah),melakukan
shalat Tahajud dengan menghadap ke Timur (Candi Borobudur) dan
melaksanakan ibadah haji ke Candi Borobudur.*** (WI—002)
Negeri Junjungan Melayu di Bumi Lancang Kuning
Adat Melayu menganggap Bengkalis sebagai Negeri Junjungan. Bak negeri dongeng, di sana sumber minyak ditimba tak pernah kering sejak zaman Hang Tuah melayari persimpangan laut paling sibuk di dunia; Selat Malaka.
Kini saat zaman berganti, mengubah perahu kuno menjadi speed boat bahkan cruise namun, Bengkalis tetap Negeri Junjungan yang menyejahterakan urang Melayu dengan kekayaannya.
Di sana ada Duri, ladang minyak di Kecamatan Mandau, di Negeri Junjungan di mana hilir mudik saudagar sudah terjadi sejak Raja Kecil merintis cikal bakal kerajaan Siak di wilayah itu.
Negeri Junjungan yang subur lantaran berada tepat di Muara Sungai Siak itu kini menjadi sumber minyak terbesar di Bumi Lancang Kuning Provinsi Riau.
Salah satu perusahaan yang sudah mengeksplorasi minyak bumi di wilayah itu PT Chevron Pasifik Indonesia bahkan telah mengangkat kekayaan Duri mencapai lebih dari dua miliar barel minyak sejak dasawarsa 1950-an hingga kini.
Perusahaan migas multinasional itu menggali 10.000 sumur eksplorasi di Duri milik Negeri Junjungan yang bisa berproduksi hingga 350.000 barel minyak perhari.
Sawit
Sawit adalah cerita lain yang menjadikan negeri itu kaya raya laksana menjadikan orang Bengkalis bertudung minyak di atas dan menginjak minyak di bawah. Sementara ikan di lautnya adalah potensi kemakmuran yang lain.
Bupati Bengkalis, Herliyan Saleh, mengatakan, wilayahnya tidak cuma kaya sumber daya alam namun sekaligus juga pintu gerbang masuknya wisatawan lantaran letaknya yang strategis.
"Kabupaten Bengkalis mempunyai letak yang sangat strategis, karena dilalui oleh jalur perkapalan internasional menuju ke Selat Malaka. Bengkalis juga termasuk dalam salah satu program Indonesia Malaysia Singapore Growth Triangle (IMS-GT) dan Indonesia Malaysia Thailand Growth Triangle (IMT-GT)," katanya.
Namun toh wisatawan dijaminnya tak bakal kecewa ketika mendaratkan kaki di negeri junjungan adat Melayu itu lantaran Bengkalis menawarkan banyak hal untuk pelancongan.
Berplesir di Pantai Pasir Panjang di Pulau Rupat dengan mengendarai boat kecil yang dinamai pompong jelas akan menorehkan pengalaman pribadi yang tak mungkin terlupakan karena keindahan tropika Tanjung Medang, Tanjung Rhu, dan Tanjung Punak.
Suku Akit di pedalaman Rupat yang menganggap tamu adalah junjungan tertinggi telah menanti dengan segudang atraksi seni dan budaya yang mencengangkan.
Di sanalah kelak akan dibangun jembatan sepanjang 50 km untuk menghubungkan Indonesia dengan Malaka di Malaysia.
Jika beranjak ke pantai timur, Bengkalis punya Pantai Selat Baru yang memiliki bibir melebar ke arah laut hingga 100 m pada saat air surut. Tidak jauh dari bibir pantai, mengalir Sungai Liong tempat pengembangbiakkan telur ikan Kakap Putih.
Tepat di muara sungai itu kini berdiri sebuah Pelabuhan Laut Bandar Sri Setia Raja yang dilayari rute internasional, salah satunya Bengkalis - Muar, Malaysia.
Laut dan pantai hanya satu dari sekian banyak potensi wisata, sementara di sana ada Hutan Lindung dan Kawasan Konversi Margasatwa di daerah Bukit Batu dan kecamatan Mandau yang berjarak 40 km dari kota Pekanbaru.
Di tempat itu beberapa gajah dilatih untuk melakukan berbagai atraksi dan menjadi bagian dari Tahura (Taman Hutan Raya) Sultan Syarif Hasyim.
Sementara itu di pusat kota Bengkalis, jejak peradaban Melayu adalah pesona lain. Di sana, bangunan saksi sejarah masih berdiri kokoh meski telah ratusan tahun ditinggalkan zamannya bahkan jauh dari sejak Belanda mampir.
Wisata Budaya
Adat Bengkalis adalah titisan imperium Melayu Riau sebagai penyambung warisan Kerajaan Sriwijaya pada tahun 517 sampai 683.
Di sana adat Melayu yang bercirikan Islam berkembang paling pesat di antara negeri lain di Semenanjung Malaya.
Jadi, tidak ada yang mengherankan saat adat Melayu diwariskan secara turun-temurun berawal dari rumah adat Selaso Jatuh Kembar.
Bengkalis memang terlampau kecil untuk merangkum peradaban Melayu yang meluas hingga pesisir timur Sumatera, namun jejak peradabannya masih banyak yang tersimpan di wilayah negeri junjungan.
Istana Siak adalah contoh, meski secara administratif tidak terletak di Kabupaten Bengkalis, istana bercorak Melayu Islam itu menjadi bukti jejak peradaban Melayu di wilayah itu.
Wisatawan budaya akan menemukan banyak hal di istana Sultan Sri Indrapura itu mulai dari kursi singgasana kerajaan yang berbalut emas, duplikat mahkota kerajaan, brankas, payung, tombak, komet sebagai barang langka dan menurut cerita hanya ada dua di dunia, serta barang-barang lain-lainnya.
Di sana ada pula Benteng Tujuh Lapis di Kabupaten Rokan Hulu yang menjadi saksi bisu terjadinya Perang Paderi atas petuah Tuanku Tambusai pada 1839.
Meski adat Melayu menjadi junjungan, toleransi adalah milik mereka sejak zaman dahulu. Jauh di kabupaten tetangga Bengkalis, Kampar, ada Candi Muara Takus, 135 km dari pusat kota Pekanbaru yang menjadi satu-satunya prasasti berbentuk candi bercorak Budha di Riau.
Kelenteng Hoo Ann Kiong di Selatpanjang adalah kelenteng tertua di Riau menjadi bukti lain adanya toleransi beragama yang kental.
Sedangkan dari sisi kuliner, Riau terkenal dengan masakan khas Melayu di antaranya Gulai Asam Pedas Ikan Patin, Gulai Ikan Baung, Kuabu Paku, Patchry Nenas, dan Laksamana Mengamuk.
Peradaban Melayu
Bukti dan fakta sejarah itu kemudian mengantarkan Riau secara umum untuk merasa pantas menjadikan dirinya sebagai pusat peradaban Melayu di kawasan Asia Tenggara.
"Riau berhajat menjadi pusat pertumbuhan perekonomian dan kebudayaan Melayu di kawasan Asia Tenggara dan diharapkan terwujud paling lambat pada 2020," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Riau, Said Syarifuddin.
Ia mengatakan, tekad itu didukung berbagai fakta kesejarahan di antaranya di kawasan itu sampai sekarang hidup sejumlah suku asli (Sakai, Bonai, Akit, Hutan, Petalangan, Talang Mamak, dan Duano), dan masyarakat adat seperti rantau nan kurang oso duo puluo di Kuantan, masyarakat limo koto dan tigo baleh koto di Kampar, dan lain-lain.
Sejumlah peninggalan sejarah (candi dan artefak lainnya) yang ditemukan memberi petunjuk pula tentang kewujudan kebudayaan dan peradaban kuno di kawasan itu mulai dari pra-sejarah hingga ke periode Hindu dan Budha.
Pihaknya menyatakan sedang terus melakukan penggalian, pengembangan, dan pengenalan seluruh potensi budaya dan pariwisata yang terkandung dalam "rahim" Riau kepada seluruh lapisan masyarakat.
"Kami sedang terus menginventarisasikan karya budaya dari masing-masing kabupaten- kota dan kami meminta mereka untuk mengembangkan dan melestarikannya di tempat asal budaya tersebut," katanya.
Pegiat Kebudayaan Riau, Elmustian Rahman, mengatakan, posisi Riau di masa depan meniscayakan Riau pada 2020 dalam bidang seni budaya menjadi pusat pemeliharaan, aktivitas, dan kreativitas, serta acara-acara pembentangan dan penyebarluasan produk-produk seni budaya Melayu dengan rentang kawasan nusantara (Asia Tenggara).
"Riau sebagai pusat aktivitas seni budaya Melayu adalah bahwa Riau merupakan tempat pemeliharaan berkesinambungan, sekaligus aktivitas produksi seni budaya Melayu, baik seni budaya Melayu warisan maupun seni budaya modern," katanya.
Sayangnya potensi yang besar di Negeri Junjungan sekaligus Bumi Lancang Kuning yang lebih luas, masih terhambat berbagai kendala.
Direktur Promosi Pariwisata Dalam Negeri, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), M. Faried, mengatakan, keterbatasan infrastrktur, kesadaran masyarakat dalam hal pariwisata, hingga integrasi pemangku kepentingan di Provinsi Riau masih perlu ditingkatkan untuk mendorong sektor pariwisata di wilayah itu semakin maju.
"Kendala infrastruktur dan sumber daya manusia masih membayangi kinerja pariwisata Riau," katanya.
Padahal, kata Faried, provinsi itu merupakan salah satu kontributor jumlah wisatawan mancanegara terbesar karena letaknya yang strategis.
Ia berharap semua pihak di Bumi Lancang Kuning termasuk seluruh masyarakat di Tanah Air mendukung terwujudnya Riau sebagai salah satu pintu gerbang pariwisata nasional sekaligus pusat peradaban Melayu di kawasan Asia Tenggara.
sumber.
Tari Persembahan Daulat Negeri Kebangkitan Melayu .
Adat Melayu menganggap Bengkalis sebagai Negeri Junjungan. Bak negeri dongeng, di sana sumber minyak ditimba tak pernah kering sejak zaman Hang Tuah melayari persimpangan laut paling sibuk di dunia; Selat Malaka.
Kini saat zaman berganti, mengubah perahu kuno menjadi speed boat bahkan cruise namun, Bengkalis tetap Negeri Junjungan yang menyejahterakan urang Melayu dengan kekayaannya.
Di sana ada Duri, ladang minyak di Kecamatan Mandau, di Negeri Junjungan di mana hilir mudik saudagar sudah terjadi sejak Raja Kecil merintis cikal bakal kerajaan Siak di wilayah itu.
Negeri Junjungan yang subur lantaran berada tepat di Muara Sungai Siak itu kini menjadi sumber minyak terbesar di Bumi Lancang Kuning Provinsi Riau.
Salah satu perusahaan yang sudah mengeksplorasi minyak bumi di wilayah itu PT Chevron Pasifik Indonesia bahkan telah mengangkat kekayaan Duri mencapai lebih dari dua miliar barel minyak sejak dasawarsa 1950-an hingga kini.
Perusahaan migas multinasional itu menggali 10.000 sumur eksplorasi di Duri milik Negeri Junjungan yang bisa berproduksi hingga 350.000 barel minyak perhari.
Riau Bumi Melayu Negeri Lancang Kuning
Sawit
Sawit adalah cerita lain yang menjadikan negeri itu kaya raya laksana menjadikan orang Bengkalis bertudung minyak di atas dan menginjak minyak di bawah. Sementara ikan di lautnya adalah potensi kemakmuran yang lain.
Bupati Bengkalis, Herliyan Saleh, mengatakan, wilayahnya tidak cuma kaya sumber daya alam namun sekaligus juga pintu gerbang masuknya wisatawan lantaran letaknya yang strategis.
"Kabupaten Bengkalis mempunyai letak yang sangat strategis, karena dilalui oleh jalur perkapalan internasional menuju ke Selat Malaka. Bengkalis juga termasuk dalam salah satu program Indonesia Malaysia Singapore Growth Triangle (IMS-GT) dan Indonesia Malaysia Thailand Growth Triangle (IMT-GT)," katanya.
Namun toh wisatawan dijaminnya tak bakal kecewa ketika mendaratkan kaki di negeri junjungan adat Melayu itu lantaran Bengkalis menawarkan banyak hal untuk pelancongan.
Berplesir di Pantai Pasir Panjang di Pulau Rupat dengan mengendarai boat kecil yang dinamai pompong jelas akan menorehkan pengalaman pribadi yang tak mungkin terlupakan karena keindahan tropika Tanjung Medang, Tanjung Rhu, dan Tanjung Punak.
Suku Akit di pedalaman Rupat yang menganggap tamu adalah junjungan tertinggi telah menanti dengan segudang atraksi seni dan budaya yang mencengangkan.
Di sanalah kelak akan dibangun jembatan sepanjang 50 km untuk menghubungkan Indonesia dengan Malaka di Malaysia.
Jika beranjak ke pantai timur, Bengkalis punya Pantai Selat Baru yang memiliki bibir melebar ke arah laut hingga 100 m pada saat air surut. Tidak jauh dari bibir pantai, mengalir Sungai Liong tempat pengembangbiakkan telur ikan Kakap Putih.
Tepat di muara sungai itu kini berdiri sebuah Pelabuhan Laut Bandar Sri Setia Raja yang dilayari rute internasional, salah satunya Bengkalis - Muar, Malaysia.
Laut dan pantai hanya satu dari sekian banyak potensi wisata, sementara di sana ada Hutan Lindung dan Kawasan Konversi Margasatwa di daerah Bukit Batu dan kecamatan Mandau yang berjarak 40 km dari kota Pekanbaru.
Di tempat itu beberapa gajah dilatih untuk melakukan berbagai atraksi dan menjadi bagian dari Tahura (Taman Hutan Raya) Sultan Syarif Hasyim.
Sementara itu di pusat kota Bengkalis, jejak peradaban Melayu adalah pesona lain. Di sana, bangunan saksi sejarah masih berdiri kokoh meski telah ratusan tahun ditinggalkan zamannya bahkan jauh dari sejak Belanda mampir.
Wisata Budaya
Adat Bengkalis adalah titisan imperium Melayu Riau sebagai penyambung warisan Kerajaan Sriwijaya pada tahun 517 sampai 683.
Di sana adat Melayu yang bercirikan Islam berkembang paling pesat di antara negeri lain di Semenanjung Malaya.
Jadi, tidak ada yang mengherankan saat adat Melayu diwariskan secara turun-temurun berawal dari rumah adat Selaso Jatuh Kembar.
Bengkalis memang terlampau kecil untuk merangkum peradaban Melayu yang meluas hingga pesisir timur Sumatera, namun jejak peradabannya masih banyak yang tersimpan di wilayah negeri junjungan.
Istana Siak adalah contoh, meski secara administratif tidak terletak di Kabupaten Bengkalis, istana bercorak Melayu Islam itu menjadi bukti jejak peradaban Melayu di wilayah itu.
Wisatawan budaya akan menemukan banyak hal di istana Sultan Sri Indrapura itu mulai dari kursi singgasana kerajaan yang berbalut emas, duplikat mahkota kerajaan, brankas, payung, tombak, komet sebagai barang langka dan menurut cerita hanya ada dua di dunia, serta barang-barang lain-lainnya.
Di sana ada pula Benteng Tujuh Lapis di Kabupaten Rokan Hulu yang menjadi saksi bisu terjadinya Perang Paderi atas petuah Tuanku Tambusai pada 1839.
Meski adat Melayu menjadi junjungan, toleransi adalah milik mereka sejak zaman dahulu. Jauh di kabupaten tetangga Bengkalis, Kampar, ada Candi Muara Takus, 135 km dari pusat kota Pekanbaru yang menjadi satu-satunya prasasti berbentuk candi bercorak Budha di Riau.
Kelenteng Hoo Ann Kiong di Selatpanjang adalah kelenteng tertua di Riau menjadi bukti lain adanya toleransi beragama yang kental.
Sedangkan dari sisi kuliner, Riau terkenal dengan masakan khas Melayu di antaranya Gulai Asam Pedas Ikan Patin, Gulai Ikan Baung, Kuabu Paku, Patchry Nenas, dan Laksamana Mengamuk.
Peradaban Melayu
Bukti dan fakta sejarah itu kemudian mengantarkan Riau secara umum untuk merasa pantas menjadikan dirinya sebagai pusat peradaban Melayu di kawasan Asia Tenggara.
"Riau berhajat menjadi pusat pertumbuhan perekonomian dan kebudayaan Melayu di kawasan Asia Tenggara dan diharapkan terwujud paling lambat pada 2020," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Riau, Said Syarifuddin.
Ia mengatakan, tekad itu didukung berbagai fakta kesejarahan di antaranya di kawasan itu sampai sekarang hidup sejumlah suku asli (Sakai, Bonai, Akit, Hutan, Petalangan, Talang Mamak, dan Duano), dan masyarakat adat seperti rantau nan kurang oso duo puluo di Kuantan, masyarakat limo koto dan tigo baleh koto di Kampar, dan lain-lain.
Sejumlah peninggalan sejarah (candi dan artefak lainnya) yang ditemukan memberi petunjuk pula tentang kewujudan kebudayaan dan peradaban kuno di kawasan itu mulai dari pra-sejarah hingga ke periode Hindu dan Budha.
Pihaknya menyatakan sedang terus melakukan penggalian, pengembangan, dan pengenalan seluruh potensi budaya dan pariwisata yang terkandung dalam "rahim" Riau kepada seluruh lapisan masyarakat.
"Kami sedang terus menginventarisasikan karya budaya dari masing-masing kabupaten- kota dan kami meminta mereka untuk mengembangkan dan melestarikannya di tempat asal budaya tersebut," katanya.
Pegiat Kebudayaan Riau, Elmustian Rahman, mengatakan, posisi Riau di masa depan meniscayakan Riau pada 2020 dalam bidang seni budaya menjadi pusat pemeliharaan, aktivitas, dan kreativitas, serta acara-acara pembentangan dan penyebarluasan produk-produk seni budaya Melayu dengan rentang kawasan nusantara (Asia Tenggara).
"Riau sebagai pusat aktivitas seni budaya Melayu adalah bahwa Riau merupakan tempat pemeliharaan berkesinambungan, sekaligus aktivitas produksi seni budaya Melayu, baik seni budaya Melayu warisan maupun seni budaya modern," katanya.
Sayangnya potensi yang besar di Negeri Junjungan sekaligus Bumi Lancang Kuning yang lebih luas, masih terhambat berbagai kendala.
Direktur Promosi Pariwisata Dalam Negeri, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), M. Faried, mengatakan, keterbatasan infrastrktur, kesadaran masyarakat dalam hal pariwisata, hingga integrasi pemangku kepentingan di Provinsi Riau masih perlu ditingkatkan untuk mendorong sektor pariwisata di wilayah itu semakin maju.
"Kendala infrastruktur dan sumber daya manusia masih membayangi kinerja pariwisata Riau," katanya.
Padahal, kata Faried, provinsi itu merupakan salah satu kontributor jumlah wisatawan mancanegara terbesar karena letaknya yang strategis.
Ia berharap semua pihak di Bumi Lancang Kuning termasuk seluruh masyarakat di Tanah Air mendukung terwujudnya Riau sebagai salah satu pintu gerbang pariwisata nasional sekaligus pusat peradaban Melayu di kawasan Asia Tenggara.
sumber.
Penting Meluruskan Kembali Cara Berpikir Masyarakat tentang Pendidikan
Hidayatullah.com--Peran pendidikan tidak akan mampu mencetak manusia yang baik jika nilai agama selalu dikesampingkan. Demikian penjelasan Professor Dr Wan Mohd Wan Daud, Diirektur Center for Advanced Studies on Islam, Science and Civilisation (CASIS), Universiti Teknologi Malaysia (UTM).
Wan Daud, demikian ia akrab dipanggil menilai saat ini tidak ada ruang pendidikan di dunia yang tidak bersentuhan dengan agenda Yahudi.
Menurutnya, teori-teori pluralisme dan gagasan rekonstruksi ajaran agama adalah bukti jelas misi-misi Yahudi dalam pendidikan.
"Akhirnya banyak orang mahir bermain dengan akal pikirannya tapi mereka kehilangan ilmu tentang keberadaan Tuhan yang sebenarnya," jelasnya dalam diskusi "Konsep Pendidikan Tinggi Ideal dalam Islam" di Islamic Center AQL Tebet, Jakarta, Rabu (19/02/2013) kemarin.
Bagi Wan Daud, sangat penting untuk meluruskan kembali cara berpikir masyarakat tentang pendidikan. Ia menjelaskan konsep modernisasi yang membuat pendidikan terfokus pada target-target lapangan pekerjaan adalah tidak tepat.
Jika pendidikan hanya terfokus pada tanggung jawab materialisme wajarlah banyak orang pintar justru menjadi koruptor. Ia menambahkan, pada dasarnya kebutuhan orang akan status sarjana bukanlah tujuan dari pendidikan itu sendiri.
"Inilah kesalahan ketika pendidikan agama hanya menjadi sebuah kebutuhan rekreasi spiritual semata," tambahnya.
Dari situ, kata Wan Daud, perlu ada perubahan cara berpikir masyarakat terhadap pendidikan agama. Selama ini ia melihat, jurusan-jurusan seperti ekonomi, politik, biologi dan pendidikan umumnya dinilai lebih bergengsi dibandingkan fakultas agama seperti syariah dan tarbiyah.
Padahal menurutnya, sosok-sosok ilmuwan Islam seperti Ibnu Batutah, Al Khawarijmi, Ibnu Sina dan penemu-penemu dasar ilmu pengetahuan lainnya berangkat dari dasar ilmu agama yang kuat.
"Itulah kenapa pendidikan pertama yang harus kita tanamkan pada anak-anak kita justru pendidikan agama bukan yang lain," tambahnya lagi.*
Pendidikan pertama yang harus ditanamkan pada anak-anak justru agama |
Hidayatullah.com--Peran pendidikan tidak akan mampu mencetak manusia yang baik jika nilai agama selalu dikesampingkan. Demikian penjelasan Professor Dr Wan Mohd Wan Daud, Diirektur Center for Advanced Studies on Islam, Science and Civilisation (CASIS), Universiti Teknologi Malaysia (UTM).
Wan Daud, demikian ia akrab dipanggil menilai saat ini tidak ada ruang pendidikan di dunia yang tidak bersentuhan dengan agenda Yahudi.
Menurutnya, teori-teori pluralisme dan gagasan rekonstruksi ajaran agama adalah bukti jelas misi-misi Yahudi dalam pendidikan.
"Akhirnya banyak orang mahir bermain dengan akal pikirannya tapi mereka kehilangan ilmu tentang keberadaan Tuhan yang sebenarnya," jelasnya dalam diskusi "Konsep Pendidikan Tinggi Ideal dalam Islam" di Islamic Center AQL Tebet, Jakarta, Rabu (19/02/2013) kemarin.
Bagi Wan Daud, sangat penting untuk meluruskan kembali cara berpikir masyarakat tentang pendidikan. Ia menjelaskan konsep modernisasi yang membuat pendidikan terfokus pada target-target lapangan pekerjaan adalah tidak tepat.
Jika pendidikan hanya terfokus pada tanggung jawab materialisme wajarlah banyak orang pintar justru menjadi koruptor. Ia menambahkan, pada dasarnya kebutuhan orang akan status sarjana bukanlah tujuan dari pendidikan itu sendiri.
"Inilah kesalahan ketika pendidikan agama hanya menjadi sebuah kebutuhan rekreasi spiritual semata," tambahnya.
Dari situ, kata Wan Daud, perlu ada perubahan cara berpikir masyarakat terhadap pendidikan agama. Selama ini ia melihat, jurusan-jurusan seperti ekonomi, politik, biologi dan pendidikan umumnya dinilai lebih bergengsi dibandingkan fakultas agama seperti syariah dan tarbiyah.
Padahal menurutnya, sosok-sosok ilmuwan Islam seperti Ibnu Batutah, Al Khawarijmi, Ibnu Sina dan penemu-penemu dasar ilmu pengetahuan lainnya berangkat dari dasar ilmu agama yang kuat.
"Itulah kenapa pendidikan pertama yang harus kita tanamkan pada anak-anak kita justru pendidikan agama bukan yang lain," tambahnya lagi.*