Pengertian Syirik dan Bahayanya
“Sesungguhnya
Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan Dia mengampuni segala dosa
yang selain dari (syirik) itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya.
Barangsiapa yang mempersekutukan Allah maka sungguh ia telah berbuat
dosa yang besar.”
(QS. An Nisa’: 48)
Syirik
adalah menyamakan selain Allah dengan Allah pada perkara yang merupakan
hak istimewa-Nya. Hak istimewa Allah seperti: Ibadah, mencipta,
mengatur, memberi manfaat dan mudharat, membuat hukum dan syariat dan
lain-lainnya.
Syirik
adalah mensejajarkan selain Allah dengan Allah dalam hal–hal yang
merupakan kekhususan bagi Allah. Kekhususan Allah meliputi tiga hal
rububiyah, uluhiyah, dan asma’ dan sifat.
Bentuk-bentuk Syirik
Bentuk-bentuk Syirik dapat dibagi kedalam 3 bagian :
1) Syirik di dalam Al Uluhiyyah
Yaitu
kalau seseorang menyakini bahwa ada tuhan selain Allah yang berhak
untuk disembah (berhak mendapatkan sifat-sifat ubudiyyah). Yang mana
Allah Subhanahuwa Ta’ala dalam berbagai tempat dalam Kitab-Nya menyeru
kepada hamba-Nya agar tidak menyembah atau beribadah kecuali hanya
kepada-Nya saja. Firman Allah Ta’ala :
“Wahai
manusia sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang
yang sebelummu agar kamu bertakwa. Dialah yang menjadikan bumi sebagai
hamparan bagimu dan langit sebagai atap dan Dia menurunkan air (hujan)
dari langit lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan
sebagai rezeki untukmu karena itu janganlah kamu mengadakan
sekutu-sekutu bagi Allah padahal kamu mengetahuinya.” (QS. Al Baqarah :
21-22)
Perintah
Allah dalam ayat ini agar semua manusia beribadah kepada Rabb mereka
dan bentuk ibadah yang diperintahkan antara lain syahadat, shalat,
zakat, shaum, haji, sujud, ruku’, thawaf, doa, tawakal, khauf (takut),
raja’ (berharap), raghbah (menginginkan sesuatu), rahbah (menghindarkan
dari sesuatu), khusu’, khasyah, isti’adzah (berlindung),
istighatsah (meratap), penyembelihan, nadzar, sabar dan lain lain dari
berbagai macam ibadah yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
Di
sisi lain ada kerancuan yang terdapat di kalangan umum dalam memahami
ibadah. Mereka mengartikan ibadah dalam definisi yang sempit sekali
seperti shalat, puasa, zakat, haji. Ada pun yang lainnya tidak
dikategorikan di dalamnya. Sungguh indah perkataan Syaikhul Islam Abul Abbas Ibnu Taimiyyah rahimahullah dalam mendefinisikan ibadah, beliau berkata :
“Ibadah
itu ialah suatu nama yang mencakup semua perkara yang dicintai Allah
dan diridhai-Nya, apakah berupa perkataan ataupun perbuatan, baik dhahir
maupun yang bathin.”
Inilah
pengertian ibadah yang sesungguhnya, yaitu meliputi segala perkara yang
dicintai dan diridlai Allah, baik itu berupa perkataan maupun
perbuatan.
Hai
manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang
yang sebelummu, agar kamu bertakwa, ( QS. Al-baqoroh 21 )
Firman
Allah dalam surat Al Baqarah ayat 21 di atas menyatakan sembahlah Rabb
kamu, dimaksudkan untuk mendekatkan pemahaman kepada semua manusia bahwa
Ar Rabb yang wajib disembah adalah yang telah menciptakanmu dan
orang-orang sebelum kamu, yang menciptakan langit dan bumi serta yang
mampu menurunkan air (hujan) dari langit. Yang dengan air hujan itu
dihasilkan segala jenis buah-buahan sebagai rezeki bagi kalian agar
kalian mengetahui semua. Maka janganlah mengadakan sekutu-sekutu bagi
Allah dengan menyembah dan meminta rezeki kepada selain-Nya. Apakah
kalian tidak malu dan berpikir bahwa Allah yang menghidupkan dan yang
memberi rezeki kemudian kalian tinggalkan untuk beribadah kepada
selain-Nya?
Firman Allah Ta?ala :
“Dan
mereka menyembah selain Allah, sesuatu yang tak dapat memberi rezeki
kepada mereka sedikitpun dari langit dan bumi dan tidak berkuasa
(sedikit jua pun). Maka janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi
Allah. Sesungguhnya Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.” (QS.
An Nahl : 73-74)
2) Syirik Di Dalam Ar Rububiyyah
Yaitu
jika seseorang meyakini bahwa ada selain Allah yang bisa menciptakan,
memberi rezeki, menghidupkan atau mematikan, dan yang lainnya dari
sifat-sifat ar rububiyyah. Orang-orang seperti ini keadaannya lebih
sesat dan lebih jelek daripada orang-orang kafir terdahulu.
Orang-orang
terdahulu beriman dengan tauhid rububiyyah namun mereka menyekutukan
Allah dalam uluhiyyah. Mereka meyakini kalau Allah satu-satunya Pencipta
alam semesta namun mereka masih tetap berdoa, meminta pada
kuburan-kuburan seperti kuburan Latta. Sebagaimana Allah kisahkan
tentang mereka :
Dan
sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka : “Siapakah yang
menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?” Tentu
mereka akan menjawab : “Allah.” Maka betapakah mereka (dapat)
dipalingkan (dari jalan yang benar). (QS. Al Ankabut : 61)
Firman Allah Ta’ala :
Dan
sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka : “Siapakah yang
menciptakan langit dan bumi?” Tentu mereka akan menjawab : “Allah.”
Katakanlah : “Segala puji bagi Allah.” Tetapi kebanyakan mereka tidak
mengetahuinya. (QS. Luqman : 25)
Ayat-ayat
ini semua menunjukkan kalau orang-orang musyrik terdahulu mengakui
Allah-lah satu-satunya pencipta yang menciptakan langit dan bumi, yang
menghidupkan dan mematikan, yang menurunkan hujan dan seterusnya. Akan
tetapi mereka masih memberikan peribadatan kepada yang lainnya. Maka
bagaimanakah dengan orang-orang yang tidak menyakini sama sekali kalau
Allah-lah Penciptanya atau ada tuhan lain yang menciptakan,
menghidupkan, dan mematikan, yang menurunkan hujaan dan seterusnya atau
ada yang serupa dengan Allah dalam masalah-masalah ini. Tentu yang
demikian lebih jelek lagi. Inilah yang dimaksud syirik dalam rububiyah.
3) Syirik Di Dalam Al Asma’ wa Ash Shifat
Yaitu
kalau seseorang mensifatkan sebagian makhluk Allah dengan sebagian
sifat-sifat Allah yang khusus bagi-Nya. Contohnya, menyakini bahwa ada
makhluk Allah yang mengetahui perkara-perkara ghaib.
Firman Allah Ta?ala :
(Dia adalah Tuhan) yang mengetahui yang ghaib. Maka Dia tidak memperlihatkan
kepada seorang pun tentang yang ghaib itu.? (QS. Al Jin : 26)
JENIS-JENIS SYIRIK
1. Syirik Akbar
Syirik
ini menjadi penyebab keluarnya seseorang dari agama Islam, dan orang
yang bersangkutan jika meninggal dalam keadaan demikian, akan kekal di
dalam neraka.
Hakikat syirik akbar adalah memalingkan salah satu jenis ibadah kepada selain Allah! Seperti :
- memohon dan taat kepada selain Allah
- bernadzar untuk selain Allah
- takut kepada mayat, kuburan, jin, setan disertai keyakinan bahwa hal-hal tersebut dapat memberi bahaya dan mudharat kepadanya
- memohon perlindungan kepada selain Allah, seperti meminta perlindungan kepada jin dan orang yang sudah mati
- mengharapkan sesuatu yang tidak dapat diwujudkan kecuali oleh Allah
- seperti
meminta hujan kepada pawang, meminta penyembuhan kepada dukun dengan
keyakinan bahwa dukun itulah yang menyembuhkannya, mengaku mengetahui
perkara ghaib, menyembelih hewan kurban yang ditujukan untuk selain
Allah.
Macam-macam Syirik Besar
a. Syirik dalam berdoa
Yaitu
meminta kepada selain Allah, disamping meminta kepada-Nya. Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam kitab-Nya (yang terjemahannya):
“Dan
orang-orang yang kamu seru selain Allah tiada mempunyai apa-apa
meskipun setipis kulit ari. Jika kamu meminta kepada mereka, mereka
tiada mendengar seruanmu, dan kalau mereka mendengar mereka tidak dapat
memperkenankan permintaanmu. (QS. Faathir: 13-14)
b. Syirik dalam sifat Allah
Seperti keyakinan bahwa para nabi dan wali mengetahui perkara-perkara ghaib. Allah Ta’ala telah membantah keyakinan seperti itu dengan firman-Nya (yang terjemahannya):
“Dan
pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib, tidak ada yang
mengetahuinya kecuali dia sendiri.” (QS. Al-An’am : 59). Lihat QS.
Al-Jin: 26-27.
Pengetahuan
tentang hal yang ghaib merupakan salah satu hak istimewa Allah,
menisbatkan hal tersebut kepada selain-Nya adalah syirik akbar.
c. Syirik dalam Mahabbah (kecintaan)
Mencintai
seseorang, baik wali atau lainnya layaknya mencintai Allah, atau
menyetarakan cinta-nya kepada makhluk dengan cintanya kepada Allah
Ta’ala. Mengenai hal ini Allah Ta’ala berfirman (yang terjemahannya):
“Dan
di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan
selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah,
adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah. (QS.
Al-Baqarah: 165).
Mahabbah dalam ayat ini adalah mahabbatul ubu-diyah
(cinta yang mengandung unsur-unsur ibadah), yaitu cinta yang dibarengi
dengan ketundukan dan kepatuhan mutlak serta mengutamakan yang dicintai
daripada yang lainnya. Mahabbah seperti ini adalah hak istimewa Allah,
hanya Allah yang berhak dicintai seperti itu, tidak boleh diperlakukan
dan disetarakan dengan-Nya sesuatu apapun.
d. Syirik dalam ketaatan
Yaitu
ketaatan kepada makhluk, baik wali ataupun ulama dan lain-lainnya,
dalam mendurhakai Allah Ta’ala. Seperti mentaati mereka dalam
menghalal-kan apa yang diharamkan Allah Ta’ala, atau mengharamkan apa
yang dihalalkan-Nya.
Mengenai
hal ini Allah Subhanahu wa Ta ala berfirman (yang terjemahannya) :
Mereka menjadikan orang-orang alim, dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan
selain Allah. (QS. At-Taubah: 31).
Taat
kepada ulama dalam hal kemaksiatan inilah yang dimaksud dengan
menyembah berhala mereka! Berkaitan dengan ayat tersebut di atas,
Rasulullah SAW menegaskan (yang terjemahannya): Tidak ada ketaatan
kepada makhluk dalam bermaksiat kepada al-Khaliq (Allah). (Hadits
Shahih, diriwayatkan oleh Ahmad).
e. Syirik khauf (takut)
Jenis-jenis takut :
1. Khauf Sirri;
yaitu takut kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala, berupa berhala,
thaghut, mayat, makhluk gahib seperti jin, dan orang-orang yang sudah
mati, dengan keyakinan bahwa mereka dapat menimpakan mudharat kepada
makhluk. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman (yang terjemahannya): Janganlah kamu takut kepada mereka, takutlah kamu kepada-Ku jika kamu benar-benar orang beriman.(QS. Ali Imran: 175).
2. Takut yang menyebabkan seseorang meninggalkan kewajibannya,
seperti: Takut kepada seseorang sehingga menyebabkan kewajiban
ditinggalkan. Takut seperti in hukumnya haram, bahkan termasuk syirik
ashghar (syirik kecil). Berkaitan dengan hal tersebut Rasulullah SAW
bersabda (yang terjemahannya):
“Janganlah
seseorang dari kamu menghinakan dirinya!” Shahabat bertanya: Bagaimana
mungkin seseorang menghinakan dirinya sendiri? Rasulullah bersabda:
“Yaitu ia melihat hak Allah yang harus ditunaikan, namun tidak
ditunaikannya! Maka Allah akan berkata kepadanya di hari kiamat: Apa
yang mencegahmu untuk mengucapkan begini dan begini?”.
Ia
menjawab: “Karena takut kepada manusia!”. Allah berkata: “Seharusnya
hanya kepadaKu saja engkau takut”. (HR. Ibnu Majah dari Abu Said al
Khudry, Shahih).
3. Takut secara tabiat,
takut yang timbul karena fitrah manusia seperti takut kepada binatang
buas, atau kepada orang jahat dan lain-lainnya. Tidak termasuk syirik,
hanya saja seseorang janganlah terlalu didominasi rasa takutnya sehingga
dapat dimanfaatkan setan untuk menyesatkannya.
f. Syirik hulul
Percaya
bahwa Allah menitis kepada makhluk-Nya. Ini adalah aqidah Ibnu Arabi
(bukan Ibnul Arabi, beliau adalah ulama Ahlus Sunnah) dan keyakinan
sebagian kaum Sufi yang ekstrem.
g. Syirik Tasharruf
Keyakinan
bahwa sebagian para wali memiliki kuasa untuk bertindak dalam mengatur
urusan makhluk. Keyakinan seperti ini jelas lebih sesat daripada
keyakinan musyrikin Arab yang masih meyakini Allah sebagai Pencipta dan
Pengatur alam semesta.
h. Syirik Hakimiyah
Termasuk
syirik hakimiyah adalah membuat undang-undang yang betentangan dengan
syariat Islam, serta membolehkan diberlakukannya undang undang tersebut
atau beranggapan bahwa hukum Islam tidak sesuai lagi dengan zaman. Yang
tergolong musyrik dalam hal ini adalah para hakim yang membuat dan
memberlakukan undang-undang, serta orang-orang yang mematuhinya, jika
meyakini kebenaran UU tersebut dan rela dengannya.
i. Syirik tawakkal
Tawakkal ada tiga jenis:
-
Tawakkal dalam perkara yang hanya mampu dilaksanakan oleh Allah saja.
Tawakkal jenis ini harus diserahkan kepada Allah semata, jika seseorang
menyerahkan atau memasrahkannya kepada selain Allah, maka ia termasuk
Musyrik.
-
Tawakkal dalam perkara yang mampu dilaksanakan para makhluk. Tawakkal
jenis ini seharusnya juga diserahkan kepada Allah, sebab menyerahkannya
kepada makhluk termasuk syrik ashghar.
-
Tawakkal dalam arti kata mewakilkan urusan kepada orang lain dalam
perkara yang mampu dilaksanakannya. Seperti dalam urusan jual beli dan
lainnya. Tawakkal jenis ini diperbolehkan, hanya saja hendaklah
seseorang tetap bersandar kepada Allah Subhanahu wa Taala, meskipun
urusan itu diwakilkan kepada makhluk.
j. Syirik niat dan maksud
Yaitu
beribadah dengan maksud mencari pamrih manusia semata, mengenai hal ini
Allah Subhanahu wa Taala berfirman (yang terjemahannya):
“Barang
siapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami
berikan kepadanya balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna, dan
mereka di dunia tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak
akan memperoleh di akhirat kecuali neraka, dan lenyaplah di akhirat itu
apa yang telah mereka usahakan di dunia, dan sia-sialah apa yang telah
mereka kerjakan”. (QS. Hud: 15-16).
Syirik jenis ini banyak menimpa kaum munafiqin yang telah biasa beramal karena riya.
k. Syirik dalam Hal Percaya Adanya Pengaruh Bintang dan Planet terhadap Berbagai Kejadian dan Kehidupan Manusia.
Dari
Zaid bin Khalid Al Juhani, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda (yang
terjemahannya): Allah berfirman: “Pagi ini di antara hambaku ada yang
beriman kepada-Ku dan ada pula yang kafir. Adapun orang yang berkata,
kami diberi hujan dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, maka dia beriman
kepada-Ku dan kafir terhadap bintang. Adapun orang yang berkata: Hujan
itu turun karena bintang ini dan bintang itu maka dia telah kufur
kepada-Ku dan beriman kepada bintang”. (HR, Bukhari).
Lihat Fathul Bary, 2/333).
Termasuk dalam hal ini adalah mempercayai astrologi (ramalan bintang) seperti
yang banyak kita temui di koran dan majalah. Jika ia mempercayai adanya
pengaruh bintang dan planet-planet terse-but maka dia telah musyrik.
Jika ia membacanya sekedar untuk hiburan maka ia telah melakukan
perbuatan maksiat dan dosa. Sebab tidak dibolehkan mencari hiburan
dengan membaca hal-hal syirik. Disamping setan terkadang berhasil
menggoda jiwa manusia sehingga ia percaya kepada hal-hal syirik
tersebut. Maka, membacanya termasuk sarana dan jalan menuju kemusyrikan.